SEMARANG– Gelaran pameran perumahan REI Expo ke-10 sukses membukukan transaksi penjualan rumah sebanyak 77 unit. Pameran digelar mulai 3-14 Desember di Mall Ciputra Semarang mampu mencapai target penjualan di tengah kenaikan harga rumah.

Ketua Panitia REI Ekspo Jateng, Dibya K. Hidayat mengatakan, potensi penjualan 77 unit tersebut berasal dari 22 pengembang peserta pameran. Jumlah tersebut masih akan bertambah lantaran belum semua peserta melaporkan hasil transaksinya secara menyeluruh.

“Potensi penjualan rumah kali ini cukup bagus. Biasanya angka penjualan akan melonjak setelah pameran berlangsung, karena saat pameran biasanya konsumen sekedar survei, dan transaksi dilakukan setelah pameran,” katanya di sela Penutupan REI Expo, kemarin.

Ditambahkan, penjualan terbesar ada pada rumah kelas menengah, dengan harga mulai Rp200 juta hingga Rp700 jutaan. Rumah kelas tersebut memang menjadi incaran konsumen.
“Tipe menengah saat ini batasan harganya Rp200 juta ke atas dengan tipe mulai 36 hingga tipe 69,” imbuhnya.

Menurutnya, selama 10 kali penyelenggaraan pameran REI Expo di tahun ini terjadi peningkatan penjualan atau transaksi sebesar 10-15% dibandingkan tahun 2013 lalu. Namun begitu, kenaikan tersebut masih di bawah lonjakan penjualan dari tahun 2012 menuju 2013 yang mencapai 20% lebih.

“Tahun ini KPR tidak ada penurunan dimana suku bunga tinggi terus, sehingga peningkatannya hanya di kisaran 10-15%Tahun lalu naik bisa 20% lebih rendah dari peningkatan penjualan di tahun 2013 lalu,” ungkapnya.

Secara umum, lanjutnya, penjualan rumah di Jateng tahun ini lebih buruk dibandingkan tahun lalu, karena FLPP tida tercapai. Penjualan rumah FLPP mengalami penurunan cukup banyak, dimana target 11.000 unit hanya tercapai sekitar 5.000 unit saja.

“Semoga dengan Kementrian baru ini akan banyak perubahan-perubahan yang bisa membantu FLPP. Terutama kepastian hukum, karena FLPP keuntungan pengembang sangat minim,” tandasnya.