Rudy Tolak Keputusan DPD
SOLO – Calon kuat PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengancam akan mundur dari calon Walikota Solo, jika polemik di tubuh moncong putih ini masih berlanjut. Sikap ini terkait polemik Musancab PDIP wilayah Banjarsari dan Laweyan.
“Pimpinan anak cabang (PAC) yang ditetapkan DPD PDIP tidak demokratis. Ini apa-apaan ya, DPD PDIP menetapkan Ketua PAC Banjarsari Roy Darmadi, Sekretaris Joko Santoso dan Bendahara Suwanto,” ujar Rudy kepada Jateng Pos saat meresmikan Pasar Sibela Mojosongo, Jumat (13/3), kemarin.
Sedangkan PAC Laweyan, DPD PDIP menunjuk Ketua pengurus PAC Jajang Sumaryono, Sekretaris Jumay Rustianto dan Bendahara Yugo Agung. “DPD PDIP menunjuk ke enam orang ini, ini sungguh aneh,” katanya dengan nada tinggi.
Kemarahan Rudy yang juga Walikota Solo bukan tanpa alasan. Ia merujuk SK DPP Nomor 066 dan SK Nomor 067. Dari SK itu saja seharusnya enam calon ketua PAC harus gugur dengan sendirinya, karena Musancab berakhir deadlock.
“ Anehnya DPD PDIP malah nekat menurunkan ke 6 nama itu. Saya protes, jelas surat DPD itu langsung saya tolak, ” tegasnya.
Ditambahkan, persoalan ini berdampak pada pelaksanaan Konfercab yang nantinya akan memilih ketua DPC PDIP Kota Solo. DPC PDIP pun, lanjutnya, sepakat tak akan menggelar Konfercab tersebut.
“Kalau sampai sikap saya diberi sanksi, saya tidak takut dan siap mundur jadi calon Ketua DPC dan Calon Walikota Solo. Pusing mikirin moncong putih,” tandasnya.
Sementara itu dari 26 pimpinan anak cabang (PAC) PDIP di Kabupaten Klaten, empat diantaranya gagal mencapai mufakat untuk memilih ketua baru. Empat PAC yang gagal mencapai kesepakatan tersebut adalah PAC Klaten Tengah, PAC Klaten Selatan, PAC Trucuk dan PAC Polanharjo.
“Berdasarkan mekanisme partai, jika tiga calon ketua tidak ada kesepakatan, dibahas di musyawarah anak cabang (Musancab.Ternyata peserta musancab di empat PAC tetap tidak ada kesepakatan. Oleh sebab itu, keputusan dikembalikan ke DPD,” tutur Bendahara DPC PDIP Klaten, Aris Widiarta.
Karena diserahkan pada DPD, imbuh Aris, maka penyelesaian kasus di empat PAC tersebut harus menunggu Konferensi Daera (Konferda) DPD PDIP Jawa Tengah. Dan sampai saat ini, DPC PDIP belum mengetahui siapa ketua PAC yang baru yang terpilih.
“Koordinasi dengan DPD akan terus kami lakukan untuk menyikapi masalah ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Klaten Sunarna mengatakan, pihaknya akan merapatkan barisan guna kepentingan konsolidasi dan komunikasi internal. Bukan itu saja, stakeholder partai juga diajak kerjasama untuk membesarkan partai.
“Agar mesin partai bisa berjalan maksimal, maka komunikasi dengan struktur partai akan diintensifkan,” tambahnya.