Perajin Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

Perajin Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

PATI – Pengrajin tahu dan tempe di Kabupaten Pati mulai ketar-ketir seiring tren melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika. Sebab kondisi itu lambat laun akan berimbas pada harga kedelai impor yang menjadi bahan baku pembuatan tahu maupun tempe.


Harga kedelai diperkirakan akan melonjak menyusul melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar. Salah pengrajin tahu asal Pati Pomo mengaku saat ini, harga kedelai impor mulai ada kenaikan sebesar Rp 500 rupiah. Jika sebelumnya harga kedelai berada pada harga Rp 7500/Kg, kini harganya melonjak sampai Rp 8 ribu/Kg.


“Sebagai alternatifnya untuk sementara terpaksa menggunakan kedelai lokal yang lebih murah yaitu Rp 7250 per kilo. Karena jika dipaksakan masih menggunakan kedelai impor justru menambah biaya produksi, bahkan bisa tidak mendapatkan keuntungan karena harganya mepet,” ujarnya kepada Jateng Pos, Jumat (13/3)kemarin.


Di samping itu menurutnya, jika harga bahan baku mengalami kenaikkan, tidak serta merta ia bisa menaikkan harga produknya. Sebab jika harganya dinaikkan maka jumlah pembeli bisa menurun. Langkah yang bisa ditempuh yakni dengan mengurangi ukuran untuk setiap lembaran tahu saat pencetakan.


Mengingat harga tahu yang ada di pasaran tidak harganya tidak naik dengan kenaikan harga kedelai, pengrajin tahu tempe akan melakukan penghematan. Seperti mengurangi ukuran untuk setiap blabak atau lembaran tahu mentah saat pencetakan. “Kami sih harapannya harga kembali stabil seperti semula, supaya bisa kembali menggunakan kedelai impor untuk menjaga kualitas produk kepada konsumen,” tandasnya. 

Serahkan Bantuan Korban Angin Lesus Pengunjung Perpusda Terus Menurun