IPK Sempat Satu Koma, Bangkit Berkat Motivasi Istri

IPK Sempat Satu Koma, Bangkit Berkat Motivasi Istri

Muda dan sukses. Begitulah sekilas kesan sosok dr. Aldila Satyanugraha Al Arfah, MMR yang kini dipercaya menjadi Direktur RSU Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah Pati. Pria kelahiran 5 januari 1985 ini ternyata memiliki catatan prestasi karir yang luar biasa di usia mudanya. Bagaimana lika liku bagi dokter muda dalam menapaki karier cemerlangnya?


Aldila memulai karir pengabdiannya di dunia kedokteran melalui Klinik PKU Muhammadiyah Parangtritis Yogyakarta, selepas lulus dengan gelar dokter dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2010.


Lima bulan bergabung disana, ia mampu meningkatkan kunjungan 900 persen, sebuah pencapaian angka yang sangat fantastis memang. Dari yang sebulan kunjungannya hanya 30 pasien menjadi 280 lebih. Tahun 2011, ia mencoba mencari pengalaman baru dengan bergabung di sebuah rumah sakit di Tangerang Selatan. Delapan bulan bergabung dengan tim dokter umum, kemudian ia dipercaya untuk memangku jabatan sebagai manager di RS tersebut.


Kemudian Januari 2014, pria yang mempunyai hobi membaca buku manajemen ini didaulat menjadi Direktur RSU Fastabiq Sehat PKU Muhammadiyah Pati yang masih dalam proses pembangunan pada saat itu. Dari keberhasilannya dalam bidang kepemimpinan tersebut, Aldila mengakui hal itu tidak lepas dari keberhasilan kedua orang tuanya dalam mengajarkan karakter mental.


Prinsip yang selalu diajarkan kedua orangtua Aldila, yakni kesuksesan tidak hanya dari kecerdasan intelegensi saja, namun juga butuh kecerdasan emosi. Sejak ia bersekolah di bangku SMP dan SMA, putra pasangan dari Drs. H. Namar Soemantri dan Hj. Rd. Ratna Mulyasih, SPd ini, juga selalu dipercaya menjabat ketua kelas dan ketua OSIS.


Tak hanya itu, Aldila yunior dikenal sangat rajin mengikuti berbagai macam organisasi ekstrakurikuler di sekolahnya. Namun demikian, saat tahun-tahun awal kuliah ia juga pernah mengalami penurunan prestasi dalam belajarnya, yakni sempat mendapat Indeks Prestasi (IP) satu koma. “Saya saat semester 1 dan 2 istilahnya Nasakom (nasib IPK satu koma),” selorohnya kepada Jateng Pos.


Hingga akhirnya, Aldila bertemu teman kuliahnya yakni Puput Arum Christianti yang kini telah dipersunting menjadi isteri yang selalu memberi motivasi untuk segera memperbaiki diri. Satu nasehat yang masih diingatnya sampai saat ini, “jika sudah tidak ada jalan kembali maka satu-satunya jalan hanya menjalani pilihan menjadi mahasiswa fakultas kedokteran yang bisa ditempuh”.


Kemudian akhirnya ia berjuang sekuatnya untuk belajar kembali pelajaran ilmu-ilmu kedokteran yang telah ia lalui, dan Aldila akhirnya bisa meraih IPK akhir kelulusannya mencapai 3,3. Satu pesan sang istri yang masih diingatnya dan menjadi titik tolak kesuksesan Aldila hingga saat ini yaitu “cari passion (kegemaran) mu dan kamu akan berhasil”.


Terbukti dari ketertarikannya pada dunia manajemen dan dukungan penuh sang istri serta orang tua, Aldila berhasil melanjutkan pendidikan Magister Management Rumah Sakit dan keberhasilan karir pun telah mampu ia genggam. 

Pemkab Salurkan 32 Traktor Tangan Indosat Promo Super Internet